PKS GO PKS

Lautan Hikmah Keluarga Ibrahim





Setiap kali kita merayakan Idul Adha, pikiran dan hati kita pasti diipenuhi dengan berbagai cerita tentang keluarga Nabi Ibrahim. Kita dapat mengambil bayakpelajaran dan inspirasi positif dari keluarga ini, baik dalam aspek keimanan, ketaatan kepada perintah Rabb, kesabaran, pendidikan anak, ketahanan ekonomi, maupun aspek lainnya.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!“ Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar“. [QS. ASH SHAFFAT 37:102]
Dari ayat ini, kita dapat melihat tingkat keimanan Nabi Ibrahim dan ketaatannya dalam melaksanakan perintah  Allah, walaupun perintah itu sangat berat luar biasa. Hal ini terlihat jelas dalam ketiga sikap beliau.

Pertama, beliau memandang mimpi dan isyarat sebagai satu perintah yang harus dilaksanakan dengan penuh ketaatan dan kepasrahan tanpa disisipi keraguan sedikit pun. Berdeda sekali dengan kita. Seringkali kita mengabaikan perintah  dan  larangan Allah. Padahal perintah itu diiringi dengan janji – janji pahala bagi yang melakukan dan ancaman bagi yang melanggarnya.

Kedua, beliau tidak menawar perintah Allah, betapapun sangat berat uar biasa. beliau tidak mengatakan kepada Allah : “Mengapa aku harus menyembelih putraku satu – satunya, mengapa tidak harta atau apa saja yang aku miliki selain putraku? Mengapa tidak putra orang lain saja?” Atau  mengatakan : “Ya Allah, mengapa harus disembelih dengan kedua tanganku sendiri? Mengapa tidak Engkau perintahkan aku agar mendorongnya ke medan perang atau ke tengah hutan yang penuh dengan binatang buas?”

Hal ini juga patus menjadikan kita bercermin, karena seringkali kita tawar menawar terhadap perintah dan larangan Allah, seraya berseloroh : “Mengapa Allah melarang ini dan itu, padahal banyak mendatangkan keuntungan dan  manfaat bagi kita? Andai saja Allah meghalalkannya. Kiranya apa hikmah dibalik itu semua? Dan berbagai penyangkalan lainnya.

Ketiga , ketenangan beliau dalam menjalankan perintah ini. Hal ini nampak pada dialog Nabi Ibrahim dengan Ismail, putranya. Hal ini patut menjadikan kita berpikir dan merenung, mengapa seringkali kita yang mendapatkan perintah Allah yang tidak berat, bahkan mendatangkan kemaslahatan dunia dan akhirat, justru dikerjakan dengan asal – asalan dan tergesa – gesa agar bisa segera istirahat, seakan – akan perintah itu adalah beban yang berat.
Mari kita renungkan bersama

0 Response to "Lautan Hikmah Keluarga Ibrahim"

Posting Komentar

PKS GO PKS