Permainan Taqdir
Fir'aun
mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kotak kecil berisi bayi Musa yang
mengapung di sungai dan merapat ke istananya adalah sebuah surat. Itu pesan
bahwa ketika ia menginstruksi pembunuhan bayi laki-laki, tanpa sadar ia sedang
bermain dengan takdirnya sendiri. Permainan baru saja dimulai!
Seharusnya
Fir'aun sadar bahwa isi kotak ini mutlak masuk dalam daftar bayi yang harus
dibantai. Dia tidak boleh membuat pengecualian. Tapi Fir'aun membuat
pengecualian. Bayi ini dikeluarkan dari daftar target pembunuhan. Dan itulah
awal dari semua bencana yang menimpanya kelak.
Pengecualian
itu dibuat dengan logika yang sangat lugu dan naif. Istrinyalah yang memberi
ide, bayi itu mungkin bermanfaat atau diangkat sebagai anak. Kaum megaloman
seperti Fir'aun biasanya menunjukkan kuasa dengan menebar kasih. Maka ia
mengabulkan permintaan istrinya, toh semua masih dalam kendali.
Dari celah jiwa
itulah Allah memberlakukan kehendakNya. Sang Rasul tumbuh besar dalam istana,
dengan fasilitas istana. Perlindungan yang sempurna. Dari waktu ke waktu bayi
itu menunjukkan gelagat berbahaya, tapi kasih sayang mengubah sikapnya. Ia
melakukan "pembiaran", semua dalam kendali.
Begitulah
Allah mempermainkan Fir'aun. Dimulai dengan mimpi yang menganggu pikirannya dan
melahirkan kecemasan luar biasa, lalu bayi mungil itu. Sebuah dinasti raksasa
diruntuhkan dengan cara yang sangat sederhana. Dari ide-ide kecil yang
diselipkan Allah dalam benak Fir'aun. Itulah permainannya.
Permainan
kecil itu hanya ingin menyampaikan pesan sejarah bahwa kendali bukanlah di
tangan manusia, termasuk atas pikiran-pikirannya sendiri. Para konspirator
selalu ditipu oleh dendam dan megalomania, diyakinkan oleh kedigdayaannya bahwa
semua kendali ada di tangan mereka. TIDAK nyatanya!
Sumber
optimisme kita dari situ, dari fakta bahwa kendali tidaklah di tangan manusia,
kendali tetap di tangan Allah. Dia yg mengendalikan game ini!
Yang harus
kita jaga agar takdir baik berpihak pada kita adalah konsistensi pada
kebenaran. Walaupun kita akan tampak lugu dan naif. Ini permainannya!
Allah yang
mengontrol seluruh permainan ini karena Dia sendiri yang mengendalikan alam
raya ini, termasuk ilmu tentang masa depan. Jadi jangann terlalu khawatir!
Semua ilmu
manusia tentang masa depan hanya sampai pada zhan (dugaan). Mereka bisa membaca
tren, tapi tidak mengendalikannya. Itu seperti meramal cuaca, bisa diduga-duga
tapi tidak bisa dikendalikan. Jadi jangan percaya pada propaganda bahwa ada
kekuatan yang tak terkalahkan di dunia ini!
Oleh: Ustadz Anis Matta
0 Response to "Permainan Taqdir"
Posting Komentar