PKS GO PKS

10 Hal yang Dibenci Allah



Lebih sering, manusia bertindak sekehendak hati. Tanpa memikirkan apakah perbuatannya disenangi atau justru dibenci oleh Allah. Tindakan yang tidak disukai Allah jika dilakukan terus-menerus, apalagi oleh banyak orang, bisa memancing murka Allah. Padahal, kita sangat membutuhkan kasih sayang Allah sepanjang kehidupan.
Ada sepuluh hal yang Allah sangat benci yang tidak seharusnya kita terjerat di dalam perangkapnya :
1.      Kikirnya orang-orang kaya
Allah memberikan harta kepada sebagian manusia agar ia bisa memberikan manfaat kepada yang lain. Banyak ayat dalam Al-Quran yang berisi perintah dan anjuran untuk memberikan infak dan sedekah kepada sesama. Hal ini ditujukan agar harta itu tidak berputar di kalangan orang kaya saja. Bahkan menurut Rasulullah, cukuplah sebuah dosa bagi seseorang yang tidur kekenyangan sementara tetangganya mengerang kelaparan. Islam sangat memperhatikan pentingnya kepedulian sosial. Orang yang tidak pernah terlibat merasakan denyut nadi perasaan orang lain sesungguhnya dia bukan bagian dari mereka.
منن أصبح لا يهتم بالمسلمين فليس منهم
Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia bukan bagian dari mereka (HR. Hakim).
Kikirnya orang-orang kaya akan menyumbat kesejahteraan sosial yang menjadi pilar besar ajaran Islam.
 Jika golongan yang kaya kikir dan menahan hartanya
2.      Takabburnya orang-orang miskin
Jika orang kaya sombong dengan hartanya, manusia masih bisa memaklumi. Lalu, apa yang yang akan disombongkan oleh kaum fakir? Meskipun tetap saja, takabur tetaplah tidak boleh. Sebab Allah sangat tidak menyukai perilaku sombong itu karena dia termasuk sifat yang melekat pada Iblis, yang karenanya dia dilaknat Allah dan diusir dari surga serta akan dikekalkan dalam neraka.
Simak ayat-ayat berikut.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisaa’ : 36).
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Lukman : 18).
Kesombongan hanya akan menyesakkan dada pelakunya, merasa resah dengan kelebihan orang lain, dan memuakkan orang yang dihadapinya. Sungguh lebih gila jika kesombongan itu dilakukan oleh orang-orang miskin papa yang tidak memiliki apa-apa. Beda antara harga diri dengan kesombongan. Harga diri adalah mempertahakan kehormatan diri jika dihina sedangkan sombong adalah meremehkan sesama.

3.      Rakusnya para ulama
Para ulama, seperti yang telah diwasiatkan Rasulullah, seharusnya memiliki sifat qana’ah dan tidak rakus pada dunia. Ulama sebagai penyeru akhlak dan moralitas hendaknya menyadari bahwa dirinya menjadi panutan umat.  Sebagai pewaris para Nabi sudah sepantasnya mereka tidak terlalu berpikir mewariskan dunia pada keturunannya, namun bagimana mewariskan ilmu pada generasinya. Manusia yang bukan ulama saja tidak boleh tamak pada dunia, yang hanya bersifat sementara, apalagi ulama yang seharusnya menjadi contoh bagi mereka. Para pecinta dunia akan terkena penyakit ganas yang disebut dengan”wahn”. Para ulama pecinta dunia hampir bisa dipastikan mereka akan kehilangan karisma, martabat keulamaannya dan akan mendapat gelar “ulama dunia” atau sering pula disebut dengan ulama suu’, ulama buruk.
ويل لأمتى من علماء السوء يتخذون هذا العلم تجارة يبيعونها من أمراء زمانهم ربحا لأنفسهم لا أربح الله تجارتهم
Celakalah bagi ummatku dari ulama buruk yang menjadikan agama ini sebagai komoditas, yang mereka jual pada para penguasa mereka di zamannya demi meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri. Allah pasti tidak akan menjadikan bisnis mereka memperoleh keuntungan (HR. Hakim).

4.      Minimnya rasa malu para wanita
Wanita, fitrahnya dihadirkan dengan rasa malu yang luar biasa. Wanita dicipta untuk melahirkan kelembutan-kelembutan yang terefleksi dari perilaku mereka yang senantiasa berhiaskan rasa malu. Malu adalah mahkota seorang wanita, dan kehilangan rasa malu sama dengan kehilangan mahkotanya. Dan secara otomatis hilang pula harga dirinya. Yang masih banya terjadi, wanita masa kini tidak lagi merasa memamerkan auratnya di depan laki-laki asing. Perilaku yang mengundang murka Allah. Padahal kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh dua anak gadis Nabi Syu’aib tatkala mereka mau mengambil air di sebuah sumur lalu keduanya bertemu Musa. Allah berfirman : Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syu’aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang dzalim itu”. (Al-Qashahs : 25).

5.      Suka dunia orang-orang yang sudah tua renta
Orang tua renta sudah seharusnya mempersiapkan segala hal untuk kematiannya. Kematian memang bisa datang kapan saja. Namun, kondisi fisik yang telah renta hendaknya memberikan peringatan keras bahwa waktunya tinggal di dunia tak akan lama lagi. Orang tua yang masih senang dunia, mabuk di dalamnya, berebut kenikmatannya yang hanya sementara tentu saja sangat Allah benci. Apakah mereka tidak sadar bahwa dunia akan segera ditinggalkannya, lalu untuk apa dia masih berburu dunia dengan penuh tamak dan cinta yang melampui batas. Ketika kematian benar-benar di depan mata, yang ada hanyalah penyesalan dan ketakutan akan banyaknya dosa yang telah dilakukan.
6.      Malasnya para pemuda
Masa muda adalah masa paling produktif dalam kehidupan manusia. Kondisi fisik yang sehat dan kuat seharusnya dipakai untuk banyak beraktifitas. Maka malasnya pemuda adalah alamat awal dari suramnya masa depan mereka. Dan tentu saja, nasib suatu bangsa dipengaruhi oleh produktifitas pemudanya.
Rasulullah menghimpun orang-orang mulia dalam tujuh golongan diantaranya adalah pemuda yang enerjik. Rasulullah bersabda :
Tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Peminpin yang adil, pemuda yang tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah, lelaki yang hatinya senantiasa terpaut ke mesjid tatkala dia keluar darinya hingga dia balik kembali, dua lelaki yang saling mencinta karena Allah. Dia berkumpul karenanya dan berpisah karenanya pula. Lelaki yang mengingat Allah sendirian kemudian kedua matanya mengalirkan air mata, lelaki yang dipanggil oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik lalu dia berkata : Sesunggguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam, seseorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya (HR. Malik, Tirmidzi, Bukhari Muslim).

7.      Kejinya para penguasa
Peminpin sebagaimana diisyaratkan hadits di atas juga seharusnya berbuat adil bukan berlaku kejam agar mereka mendapat naungan Allah di hari kiamat. Keadilan mereka sangat ditunggu dan dirindu oleh rakyat. Tatkala seorang penguasa yang seharus adil berubah menjadi keji maka kemurkaan Allah telah menunggu mereka. Karena Allah sangat tidak suka pada mereka yang berbuat zhalim. Allah berfirman : Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang dzalim (Ali Imran : 151).

8.      Pengecutnya para tentara perang
Para prajurit merupakan manusia-manusia pilihan untuk melakukan pembelaan terhadap agama dan bangsa mereka. Maka, seharusnya tidak ada dalam jiwa mereka rasa pengecut dan takut saat menghadapi musuh. Sikap pengecut hanya akan menjadi virus yang menularkan kegentaran pada prajurit lain dan akan merusak semangat juang mereka. Oleh sebab itulah sungguh sangat hina manusia-manusia yang melarikan diri pada saat perang sedang berkecamuk. Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur) (Al-Anfaal : 15).
Padahal Allah sudah menyediakan balasan yang besar bagi orang-orang yang berperang membela agama Allah dengan ikhlas.

9.      Ujubnya para zahid
Ujub adalah penyakit hati yang bisa menyerang siapa saja. Tidak terkecuali pada zahid yang banyak menghindari dunia dan lebih dekat pada akhirat. Namun kezahidan mereka akan menuai murka Allah jika dalam kezahidan itu bergemuruh ujub yang membuncah dalam ucapan dan perilaku mereka.
Rasulullah bersabda :
ثلاث مهلكات : شح مطاع ، وهوى متبع ، وإعجاب المرء بنفسه
Tiga perkara yang menghancurkan : kekikiran yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti dan ujub dengan pendapat sendiri (HR. Bazzar dan Ath-Thabrani).

10.  Riya’nya para ahli ibadah
Bagaimana Allah tidak murka pada mereka yang menyatakan diri sebagai ahli ibadah namun riya’ menyelimuti seluruh ritual ibadahnya. Sungguh celakalah mereka karena sesungguhnya riya’ itulah syirik kecil yang sangat diwanti-wanti oleh Rasulullah agar kita meninggalkannya.

Maka, jika kita menjadi orang kaya dermawanlah pada sesama. Jika kita ditakdirkan menjadi seorang miskin lebih rendah hatilah pada manusia. Jka kita menjadi ulama janganlah rakus pada dunia. Jika Anda seorang wanita maka ingat bahwa mahkota Anda ada pada rasa malu Anda. Jika kita telah tua renta maka segeralah rakus pada akhirat. Jika jika masih muda maka semangatlah bekerja untuk mengisi amanah khilafah di dunia yang Allah bebankan kepada Allah. Semoga kita selamat dari sepuluh perkara di atas agar murka Allah tidak menimpa kita dan bangsa kita.





0 Response to "10 Hal yang Dibenci Allah"

Posting Komentar

PKS GO PKS