Makna Dialog Nabi Ibrahim - Ismail
Masih menyelami kedalaman hikmah QS Ash Shaffat ayat 102. Dalam dialog tersebut, Nabi Ibrahim menawarkan kepada putranya dan meminta pendapatnya. Tindakan ini sangat bijaksana dan memiliki banyak makna dan hikmah yang luar biasa.
Pertama, menghidupkan buadaya musyawarah dalam keluarga. Nabi Ibrahim tidak bertindak otoriter dalam mengambil keputusan dan menerapkan kebijakan yang harus dijalani oleh seluruh anggota keluarga dan menghargai pendapatnya, serta memberikan kemerdekaan untuk berpendapat tanpa intimidasi, baik secara langsung maupun terselubung.
Kedua, semangat berbagi pahala. Seandainya Nabi Ibrahim melakukannya secara sepihak dengan menyembelih Ismail ketika sedang tertidur lelap, atau melaksanakn perintah itu secara paksa tanpa harus meminta pendapat putranya terlebih dahulu, maka yang berhak mendapatkan pahala hanya beliau sendiri. Namun, beliau ingin berbagi pahala dengan putranya sehingga beliau memberitahunya apa yang diperintahkan Allah. Dengan begitu, ayah dan anak sama- sama mendapatkan pahala dari Allah.
Ketiga, pendidikan bagi sang anak dalam menyikapi permasalahan. Nabi Ibrahim menawarkan perintah itu dan meminta pendapat putranya. Tindakan yang tepat ini untuk melatih dan membiasakan putranya dalam menghadapi permsalahan dan bagaimana memecahkannya. Bila sang anak tidak dilatih dan dibiasakan sejak dini untuk menghadapi dan memecahkan masalah, maka ketika dewasa akan cenderung manja dan menggantungkan diri kepada orang lain.
Keempat, mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan anak dan kepercayaannya kepada orang tua. Tindakan Nabi Ibrahim dapat dijadikan sarana untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidikan terhdap putranya, kesopanan dan moralitasnya terhadap orang tua, serta sejauh mana putranya mendudukkan orang tua pada posisi yang selayaknya, yakni dengan menaatinya, berprasangka baik terhdapanya, serta selalu percaya bahwa orang tua tidak akan menjerumuskan anaknya sendiri dalam kebinasaan.
0 Response to "Makna Dialog Nabi Ibrahim - Ismail"
Posting Komentar