PKS GO PKS

Belajar dari Serigala (2)



 
Dunia dakwah telah merambah ke semua sektor kehidupan. Dari tempat kerja hingga wilayah pemerintahan. Tak sedikit aktivis dakwah yang turut menikmati hidup bergelimang harta karena jabatannya sekarang. Semua didapat dengan penuh perjuangan. Tak hanya materi, tenaga, pikiran hingga waktu terkonsentrasi untuk meraih kedudukan. Meski kini ia bekerja lebih keras dan lebih banyak dibanding sebelum menjadi pemimpin.


Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa banyak aktivis Islam, aktivis dakwah dan orang shalih ada yang berubah drastis saat telah memegang jabatan. Jika ia semula orang yang terbiasa hidup sederhana, wara’ dan agak zuhud; maka jabatan telah merubah pola kehidupannya secara lambat namun pasti dan mantap. Rumah mewah, kendaraan mewah, harta melimpah dan berbagai fasilitas hidup luks lainnya menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya. Jika semula membiayai sekolah anak-anaknya di tingkat pendidikan dasar dan menengah saja ia harus membanting tulang, kini anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi yang ternama tanpa ada kesulitan material yang berarti. Perubahan itu sampai mempengaruhi visi dan misi perjuangan.

Sungguh benar petuah para ulama rabbani untuk mewaspadai bahaya ketamakan kepada harta dan tahta. Ambisi kepada kekayaan dan jabatan diibaratkan dua ekor srigala lapar yang dilepas pada sekawanan domba. Dengan buas, kedua srigala itu mencabik-cabik dan menelan daging domba yang lemah dan malang itu.

Bedanya, jika serigala lapar mencabik-cabik dan memakan daging domba; maka ambisi pada jabatan dan kekayaan mencabik-cabik dan memakan aspek agama pelakunya. Ambisi pada tahta dan harta menggerogoti keimanan, keshalihan dan ketakwaan pelakunya. Jika penggerogotan itu berlangsung lama, tanpa pernah disadari dan diobati oleh pelakunya, maka pada akhirnya keimanan, keshalihan dan ketakwaan aktivis Islam tersebut akan melemah, sakit-sakitan dan bahkan mati.

Pada saat itulah umat Islam berduka. Aktivis Islam itu memang masih hidup jasmaninya, namun ruhaninya tak bisa diharapkan lagi oleh umat Islam. Umat Islam telah kehilangan kepercayaan dan ketauladanan dari diri si aktivis Islam tersebut. Bersama lunturnya kepercayaan dan ketauladanan itu, luntur pula cita-cita banyak umat untuk memperjuangkan Islam lewat sarana kekuasaan dan harta. Harta dan tahta sekali lagi telah memakan korbannya.

Sejak dulu, Rasulullah telah mengingatkan bahaya tamak pada harta dan jabatan ini. Dari Ka’ab bin Malik al-Anshari radiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Dua srigala lapar yang dilepaskan pada sekawanan kambing itu tidak lebih merusak daripada ambisi seseorang kepada harta dan kemuliaan sehingga merusak agamanya.” (HR. Ahmad). Menurut Imam Ath-Thibi rahimahullah, “Maksud hadits ini adalah dua ekor srigala lapar yang dilepaskan pada sekawanan kambing itu tidak lebih besar merusak (membahayakan) kawanan kambing tersebut, daripada ambisi seseorang kepada harta dan kekusaan. Sebab ambisi tersebut lebih keras merusak agama seseorang daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh dua ekor srigala lapar apabila dilepaskan pada sekawanan kambing.” (Al-Mubarakfuri, Tuhfat al-Ahwadzi Syarh Sunan at-Tirmidzi, 7/39)

Semoga kita bisa senantiasa menjaga diri dari serangan "serigala" yang terus mengintai.

0 Response to "Belajar dari Serigala (2)"

Posting Komentar

PKS GO PKS