PKS GO PKS

Bentuk Perlawanan Petani




Ketidakadilan pasti memicu konflik. Kaum lemah dimana pun berada, pada dasarnya tidak akan pernah berhenti mentang ketidakadilan yang menimpa mereka. Demikian pula para petani. Walaupun sering kalah, para petani sesungguhnya memiliki perlawanan yang tidak pernah berhenti. Uniknya, mereka mampu menggunakan berbagai cara untuk melawan ketertindasan yang diterima.

Menurut Prof Lukman Sutrisno (1997), ada dua bentuk umum perlawanan petani, yakni terbuka dan tertutup. Perlawanan secara terbuka ditempuh melalui konflik terbuka seperti aksi protes, aksi tandingan, aksi penghadangan, aksi pendudukan. Biasanya dilakukan para petani dengan membuka aliansi dengan kekuatan sosial politik dari luar wilayah mereka yang juga merasa diperlakukan tidak adil.

Sementara perlawanan tertutup merupakan model perlawanan petani yang dilakukan secara diam - diam untuk menghindari konfrontasi langsung dengan pihak keamanan. Hal ini antara lain ditempuh dengan menggerogoti kebijakan - kebijakan yang merugikan mereka, misalnya dengan cara tidak mau menerima permintaan, memperlambat kesepakatan pekerjaan dan penipuan. Langkah seperti ini lebih cocok untuk struktur sosial kelas petani, tanpa organisasi formal dan paling siap untuk perlawanan secara gerilya. Mereka berharap kebijakan yang merugikan petani bisa hancur sedikit demi sedikit.

Seperti yang disampaikan Adig Suwandi (pemerhati sosial ekonomi dan kebijakan pembangunan Cranfield Agribussiness Forum), salah satu perlawanan tertutup yang dilakukan oleh petani tebu adalah pembangkangan yang dilakukan secara terselubung. Ketika mereka diwajibkan menanam tebu minimal sekali dalam tiga tahun menurut aturan yang disepakati dalam pola tanam desa (glebagan), para petani itu mengalihkan tanaman tebu dari lahan subur berpengairan teknis kelas wahid ke lahan marjinal yang tingkat produktivitasnya jauh lebih rendah. Dengan alasan itulah, ketika terkena giliran wajib tanam berikutnya, petani akan menolaknya dengan alasan usaha tani tersebut tidak kompetitif dibanding komoditas agribisnis yang lain. Bentuk pembangkangan lain, menyerahkan seluruh kegiatan budidaya tanaman mulai dari pembukaan lahan hingga tebang - angkut kepada ketua kelompok dan membakar sendiri tebunya dengan harapan segera ditebang.

Harper (1968) menegaskan bahwa jenis perlawanan pasif ini, asal saja itu dilakukan tidak dengan perlawanan terbuka, boleh dikatakan tidak dapat dikalahkan. Artinya, perlawanan petani ini hanya akan berhasil dan cenderung tidak dapat dikalahkan, bila dapat disembunyikan di belakang topeng kepatuhan umum.

Referensi : Tarbawi, 12 September 2002

0 Response to "Bentuk Perlawanan Petani"

Posting Komentar

PKS GO PKS