Lingkungan Itu
Istiqomah untuk terus
menjaga keshalihan di luar bulan Ramadhan seringkali terasa berat berkaitan
dengan lingkungan kondusif yang mampu mendukung seseorang untuk terus beramal
shalih. Karena itu, beramal shalih di bulan Ramadhan terasa lebih ringan
dijalankan dibandingkan di bulan lainnya.
Bagaimana tidak,
selama Ramadhan, masyarakat secara serentak beramai – ramai menciptakan
lingkungan dan suasan yang mendukung atmosfir kesalihan. Pakaian dirapikan,
perkataan dan perbuatan dijaga penuh kesantunan, bahkan media massa berbenah
diri menyajikan bahasan dan tampilan yang lebih sejuk. Tetapi, begitu fajar
1Syawal datang, hilang sudah nuansa Islami yang sudah terbangun sebelumnya. Aktifitas
maksiat jalan kembali, tayanag seronok marak lagi dan masjid – masjid pun
kembali sunyi.
Perilaku seseorang
amat dipengaruhi oleh tuntutan diri dan lingkungannya. Karena manusia adalah
anggota suatu lingkungan masyarakat , maka standar yang muncul dalam suatu
lingkungan akan memicu seseorang untuk menyesuaikan dirinya dengan standar
tertentu itu pula. Tak heran, orang yang aktif dan kontinyu ikut pengajian,
umumnya memiliki perilaku yang terarah baik, sebab di dalam forum pengajian
selalu ada standar dalam beramal shalih, bahkan ada target. Hasilnya tentu
berbeda dengan yang ada di luar lingkungan pengajian. Karena tidak ada target
dan tuntutan lingkungannya juga berbeda.
Karenanya, seseorang
akan lebih ‘aman’ berada dalam kumpulan orang – orang yang baik agamanya. Akan selalu
ada nasihat dan peringatan saat dirinya lalai. Jika belum ada lingkungan yang
kondusif untuk keimanan kita, jadikanlah ini sebagai pemacu kita untuk
menciptakannya, Memasyarakatkan kelompok pengajian. Meski di awal terasa berat,
yakinlah bahwa ada orang di luar sana yang mau diajak untuk melakukan amal
shalih secara bersama – sama.
0 Response to "Lingkungan Itu"
Posting Komentar