PKS GO PKS

Futur Pasca Ramadhan





Ramadhan telah sebulan berlalu. Setelah sibuk dengan silaturahim ke sanak keluarga dan handai taulan, hanya dalam hitungan hari kita kembali kepada rutinitas semula. Lantas, bagaimana dengan kabar keimanan kita? Kepergian Bulan Ramadhan seringkali memudarkan pula segala bentuk kesalihan diri. Baik kesalihan yang bersifat pribadi maupun kesalihan sosial.

Nuansa kehidupan yang selama sebulan penuh sarat denga momen – momen berbdaha, bertafakur, berukhuwah dan berjihad mulai pudar. Ketundukan, ketenraman, kesalihan yag meenjadi ciri utama Ramadhan mulai sirna, digantikan rutinitas hidup yang keras dan sarat persaingan duniawi. Keinginan untuk mengejar pahala, surga dan berinventasi untuk akhirat pun menjadi terasa begitu jauh.

Tak heran banyak yang merasa usai Ramadhan tubuh dan jiwanya kembali diserang “penyakit” lama. Gairah beribadah menurun, sering bete, pola makan menjadi seenaknya – tidak mampu mengontrol diri, ukhuwah merenggang, mudah emosi, kurang sensistif pada urusan sosial, sedikit berdekah dan masih banyak lagi. Yang muslimah, semakin banyak lagi yang melepas hijabnya.

Terhentinya amalan kebaikan atau bahkan sekedar menurunnya semangat beramal salih, dalam khazanah Islam dikenal dengan istilah futur. Dalam kadar paling ringan, futur menjelma dalam bentuk kemalasan dan berlambat – lambat untuk berbuat kebaikan. Yanng semula rajin sholat malam atau bersedekah setiap hari misalnya, mulai berkurang intensitasnya menjadi tiga hari sekali. Bila semula shalat tepat waktu, kini mulai melakukannya di akhir waktu. Bila tadinya mudah tersenyum dan rajin bersilaturahim, kini sering merasa bete, suntuk dan enggan berkomunikasi.

Dalam kadar yang paling berat, kondisi futur bahkan membuat seseorang berhenti dari aktifitas beramal shalihnya. Tidak lagi dekat dengan masjid, tidak lagi sholat berjamaah, atau tidak lagi menyentuh dan membaca Al-Quran hingga Ramadhan berikutnya. Dalam konteks sosial, yang semula sangat menjaga lisan, kini senang bergunjing dan mudah mencaci maki.

Gawatnya, tak hanya mudah terjadi pada diri seseorang, fenomena futur ini juga tak pernah pandang bulu dalam ‘memilih’ orang. Ia bisa menghinggapi orang kebanyakan maupun para aktifis dakwah sekalipun. Dan pasca Ramadhan, fenomena futur menjadi pemandangan yang gamblang terpampang. Mulai malas bramal shalih atau terhenti sama sekali.

0 Response to "Futur Pasca Ramadhan"

Posting Komentar

PKS GO PKS