PKS GO PKS

PKS : ANAK SHOLEH BANGSA

Hanya ayah yang mabuk, atau tetangga pendengki, yang mengatakan PKS itu adalah si anak nakal, anak durhaka yang brutal, yang egois, munafik, plin-plan, sok bersih, ... (Kyai Achmad Fathony, Pengasuh Ponpes Al Kahfi - Tarik - Sidoarjo)

pksmadiun.or.id - Sedikit banyak pikiran saya masih digelayuti soal BBM. Yaitu soal kaitannya dengan asap dapur sendiri. Saya tidak percaya, atau kurang percaya, jika Mentan yang ditugasi SBY mencegah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, akan berhasil. Harus makin berhematkah ? Atau perlu menggenjot penghasilan dengan menaikkan tarif jasa berdoa saat kondangan ? He..he..he…

Syukurlah, tadi malam ada undangan acara Pembukaan Lomba Al Qur’an se-Jawa Timur. Setidaknya ada pengalihan isu dalam kecamuk pikiran ini : lupakan BBM, tengoklah Al Qur’an. Saya pun bersemangat menghadirinya. Saking semangatnya, saya tinggalkan tempat duduk, berdiri di pinggir lapangan dan terus tersenyum menyapa rombongan peserta dari 38 kota/kabupaten saat mereka berparade di Gelora 10 Nopember, Surabaya. Sesekali bersalaman dengan mereka, sesekali melambaikan tangan.

Saya hadir sesuai undangan resmi, mewakili struktur PKS. Karena itu saya kenakan baju official PKS, jas putih berlogo, berpadu bawahan kesukaan saya, sarung (tanpa celana panjang). Mestinya, partai-partai lain juga diundang dan hadir dengan baju official mereka. Ternyata tidak begitu. Mungkin wakil mereka diundang dan hadir. Tetapi tak ada satupun hadirin menyandang baju atau atribut kepartaian. Ya nggak masalah. Walaupun kelihatannya banyak orang melihat saya agak aneh saja. Ya nggak masalah. Walaupun malam sebelumnya PKS disorot dan dicibir sebagai koalisi berlagak oposisi. Ya nggak masalah…

Fokus saja ke prosesi acaranya. Saya nikmati. Oh, lega rasanya mendengar MC melaungkan narasi-narasi yang mengiringi perjalanan parade rombongan itu. Masing-masing kota atau kabupaten memiliki untaian kalimatnya sendiri. Saat rombongan Kabupaten Bondowoso melintas misalnya, MC-nya bilang, “Inilah kafilah Bondowoso, dengan motto I love Al Qur’an”. Arti motto itu, kata MC tadi, “agar Al Qur’an senantiasa dicintai, menjadi pedoman hidup, menjadi kendali terhadap berbagai persoalan…”

Ini narasi lainnya. Saat rombongan Kabupaten Situbondo melintas, MC bilang, “Mottonya : Walau penuh rintangan, tetap semangat berjuang bersama demi Al Qur’an”. Yang ini narasi Kota Madiun, “Kota Madiun siap untuk menciptakan generasi Qur’ani menyongsong masa depan bangsa yang cemerlang”. Sedangkan narasi Kota Kediri begini, “Kota Kediri mengirim kafilahnya demi menjaga kemakmuran Al Qur’an dan mengagungkan Kalamullah”.

Narasi-narasi begitu, sangat akrab dengan substansi kaderisasi PKS, bukan ? Kesimpulannya : arah spirit keagamaan masyarakat kita sebenarnya identik dengan ikhtiar dan cita-cita PKS. Jika diibaratkan sebuah keluarga, PKS itu hanyalah anak kandung Indonesia belaka. Anak kandung yang sholih. Ia bertumbuh-kembang dengan sehat, cerdas dan menjadi tumpuan harapan masa depan keluarga itu.

Hanya ayah yang mabuk, atau tetangga pendengki, yang mengatakan PKS itu adalah si anak nakal, anak durhaka yang brutal, yang egois, munafik, plin-plan, sok bersih, ...

0 Response to "PKS : ANAK SHOLEH BANGSA"

Posting Komentar

PKS GO PKS