PKS GO PKS

Hilful Fudhuul


Masih tentang rasisme, pembedaan perlakuan kepada yang berbeda agama, ras, suku bangsa dan warna kulit. Ternyata, dalam kehidupan masyarakat Mekah juga pernah terjadi peristiwa seperti ini, tepatnya sebelum datang Rasulullah dengan kesempurnaan ajaran yang dibawanya.

Dia datang dari pedalaman Zabid, memasuki Mekah dengan membawa niaganya. Al 'Ash ibn Wail as Sahmi, pemuka Quraisy itu, memborong semua dagangannya. Tapi Al Ash, entah mengapa, tidak mau membayarnya. Kalang kabut ia berlari pada Ahlaaf, suku - suku yang terikat sumpah. Ia berkeliling dari Bani 'Abdid Daar. Lalu Bani Makhzum, Bani Jum'ah, dan Bani Sahm untuk minta advokasi. Semua menolak. Dan pada yang terakhir, Sahm -tentu saja adalah klan darimana Al 'Ash ibn Wail as Sahmi, ia si pendatang, justru dihardik dan diusir.

Seperti kehilangan akal, ia lalu mendaki Jabal Abu Qubais. Di sinsing fajarfajar yang mentarinya merona menjadi latar, ia berteriak keras dengan sebuah syair ke arah Ka'bah, ke arah para pemuka Quraisy yang sedang berkumpul di bawah sana.

"Wahai anak keturunan Fihr, barang dagangan seseorang terzalimi.
Di lembah Mekah, milik seorang yang datang dari jauh dan akan pergi
Dalam ihram, beraberambut kusut masai dan belum selesai menunaikan umrah
Wahai para lelaki yang berada di sekitar Hajar Aswad
Sungguh tanah suci hanya pantas untuk yang berakhlak mulia
Sungguh tak pantas ia bagi seorang yang jahat lagi pengkhianat"

Mendengar teriakan itu, bangkitlah putra tertua dari orang mulia, Az Zubair ibn 'Abdul Muthalib. "Haruskah ada orang yang terzalimi semacam ini sementara kita hanya diam?" Serunya.
Maka Bani Zuhrah, Bani Kaim, Bani Hasyim dan klan - klan Quraisy yang lain berkumpul ldi rumah Abdullah ibn Jad'aan. Mereka membuat sebuah pakta berdasarkan sumpah untuk membela semua yang terzalimi dan menuntut yang zalim sampai segala sesuatunya dikembalikan pada yang berhak. Pakta advokasi itu dikenal dengan Hilful Fudhuul. Pagi itu, kerja besar mereka dimulai dan 'Ash ibn Wail as Sahmi bertebertekuk lutut mengembalikan hak si pendatang dari Zabid. SeSejak saat itu, mereka yang terzalimi dan memerlukan advokasi akan naik ke Jabal Abu Qubais dan berteriak Hilful Fudhuul.

Hilful Fudhuul diterjemahkan sebagai pakta sumpah kepedulian. Fudhuul memang punya banyak arti, kelebihan, karunia, kemurahan, kasihan, tapi kita pilih kepedulian karena seseorang yang bergelar AlFudhuuliy biasanya berarti orang yang punya kepedulian. dalam redaksi lain, nabi yang begitu terkenang pada manisnya Hilful Fudhuul dalam pembelaan mereka yang tertindas menyebutnya sebagai Hilful Muthayibin, pakta sumpah yang menenteramkan hati.

"Telah kusaksikan Hilful Muthayibin bersama para pamanku saat aku masih kecil. Aku takkan membatalkannya walau untuk mendapat unta merah." (HR. Ahmad)

Selama Rasulullah memimpin Madinah, Hilful Fudhuul tak pernah muncul. Ketika itu, Madinah sungguh dipenuhi keadilan hingga tak ada tempat untuk kezaliman. Bahkan sampai di masa khalifah Abu Bakar pun, Umar bin Khatab sang qadhi memilih mengundurkan diri. "Kaum muslimin begitu tenteram, tak ada kasus yang harus diselesaikan."

Jangan bandingkan dengan saat ini saudaraku, karena inilah saatnya Hilful Fudhuul muncul kembali.

Ustadz Salim A Fillah.

0 Response to "Hilful Fudhuul"

Posting Komentar

PKS GO PKS