Lomba Baca Kitab Kuning PKS Jawa Timur

Dalam rangka menyambut Milad PKS bulan April ini, digelar kegiatan berskala nasional yakni Lomba Baca Kitab Kuning yang bisa diikuti oleh pria WNI  berusia 15 – 25 tahun dengan rekomendasi dari pimpinan pondok pesantren atau sekolah masing – masing.

Untuk wilayah Jawa Timur, lomba ini telah digelar Sabtu lalu (16/04/2016) dengan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah. Menurut Ir. Yusuf Rohana (Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim), jika membaca dan memaknai kitab kuning sudah menjadi kebiasaan dan tradisi bagi semua kader PKS. Hal yang baik ini akan ditularkan pada generasi muda Islam Indonesia yang sudah mulai terkikis kepribadiannya dan karakternya dan sekaligus  bisa memperdalam makna dari kitab kuning tersebut yang banyak mengajarkan soal adab dan prilaku manusia yang hidup didunia. "Sesungguhnya Kitab Kuning bisa diterapkan didunia modern seperti saat ini, karena itu PKS membuka lomba membaca dan memaknai kitab kuning dan diharapkan para generasi bangsa dapat merubah perilakunya yang selama ini jauh dari ajaran agama islam," terang ustadz Yusuf Rohana.

Setelah melalui seleksi yang panjang dari 119 orang santri, terpilihlah Fathul Munif, santri Darul Ulum, Magetan, menjadi pemenang lomba baca kitab kuning PKS Jawa Timur. Dengan demikian, Munif otomatis akan maju ke babak nasional mewakili Jawa Timur.

Dewan Juri yang terdiri atas KH Abdussalam Lc, MA, Farid Dhofir Lc, M.Si, Dr Jamaluddin Ahmad Kholid, MA, dan Imamul Arifin, Lc, MA, telah melakukan seleksi terhadap 6 orang yang telah lolos dalam babak penyisihan. Farid Dhofir, koordinator juri mengatakan bahwa dari keenam peserta ini memiliki kemampuan yang merata.
 
Selain Munif, lima santri lainnya yang masuk dalam final wilayah adalah M Ulil Absor dari Yayasan Insan Madani, Madiun, sebagai juara 2, Ahmad Ibnu Hazm dari Maktab Nubdzatul Bayan, Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan, menjadi juara 3, Moch Alfian Hadist, Ponpes Daruttaqwa Gresik, sebagai juara harpan 3, sedangkan harapan 2 jatuh kepada Muhammad Rif’ad Fadholi dari Ponpes Darullugoh wadda’wah Pasuruan, dan terakhir harapan 3 diterima oleh Khoirul Anam dari Ponpes Syamsul Hidayah, Pamekasan.

Penilaian diutamakan kepada 3 aspek. Kefasihan dalam membaca dan ketepatan menterjemahkannya, aspek bahasa, serta pemahaman isi.