Ramadhan, Hati Cahaya
Mayoritas orang akan bersepakat, sukar ditemukan di luar Ramadhan orang
bisa shalat malam begitu lama; 11, 23 bahkan 36 rakaat, mengkhatamkaan tilawah
AlQuran berkali – kali, bersedekah banyak – banyak tanpa rasa terbebani.
Sangat mengagumkan, energi berlipat ganda justru di musim orang menjadi
lapar dan haus. Jasad yang suka kenyang, terbebas dari lapar dan haus dan
senang akan hubungan jasmani, bisa berpadu dengan ruh yang menyukai kelaparan,
kehausan dan kesunyian.
Menu dzikir, sedekah, shalat, jihad dan muajahad, serta berbagai amalan
langit yang dibenci unsur bumi dalam diri manusia, justru telah menggemukkan
ruhnya. Betapa mulut yang wangi dan indah menurut pandangan mata lahir,
sebenarnya berlumuran darah dan nanah, mengunyah daging saudara sendiri, karena
ghibah atau namimah. Sebaliknya, mulut yang bau orang puasa justru disisi Allah
lebih harum daripada minyak misik.
Itulah kebesaran puasa. Mengajak manusia menjauhi hal – hal yang disenangi
tubuhnya, untuk sementara waktu saja. Hingga tiba berbuka, yang awalnya halal
akan kembali halal. Dan tiada yang mampu melakukannya jika hatinya tertutup
oleh debu – debu dosa.
Bapak Suprapto
Wakil Ketua Umum DPD PKS Kabupaten Madiun
0 Response to "Ramadhan, Hati Cahaya"
Posting Komentar