PKS GO PKS

Anis Matta : Strategi Pencitraan (bag 2)


 
Persoalan kita adalah tidak secara sadar merencanakan pencitraan diri kita. Atau, tidak melakukan usaha yang sistematis untuk membentuk citra diri yang kita inginkan. Kemunculan kita ke publik dalam bentuk statement atau aksi, mengalir begitu saja. Relatif tanpa sentuhan seni komunikasi publik yang profesional. Padahal, seni komunikasi publik saat ini mendefinisikan diri sebagai kemampuan mengubah seseorang yang paling "biasa" menjadi paling "dikagumi". 
Amal Islami, khususnya yang telah memasuki era jahriyah dan wilayah politik, sangat berkepentingan untuk menguasai seni komunikasi publik. Setidaknya memanfaatkan jasa para profesional di bidang itu. Ini kita butuhkan. Khususnya bagi figur dakwah politik yang telah muncul ke publik. Apa yang perlu ditekankan disini adalah dakwah di mihwar muassasi harus dicitrakan sebagai sebuah kekuatan sosial politik yang memiliki semua kelayakan untuk mengelola negara. 
Citra itu perlu kita bangun untuk merebut kepercayaan masyarakat bahwa institusi dakwah adalah the leading political power yang paling berhak untuk memegangi amanat kekuasaan. Itu berarti semua elemen yang ada pada institusi "calon penguasa" harus diekspos secara sistematis kepada publik. Sehingga publik mendapatkan gambaran utuh tentang seluruh kapasitas internal yang kita miliki. 
Misalnya, dalam pemunculan publik figur kita. Publik harus mendapatkan informasi bahwa institusi dakwah politik ini memiliki segudang tokoh dalam berbagai bidang. Seluruhnya merupakan orang-orang yang diperlukan untuk mengelola negara dengan baik. Sehingga figur yang dimunculkan harus merata di semua bidang. Apakah itu tokoh agama, seni budaya, sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi, keamanan, pendidikan, ilmu pengetahuan maupun bisnis. Baik dalam kapasitas sebagai praktisi ataupun pengamat. 
Misalnya lagi dalam pemunculan agenda aksi. Semua aksi yang kita lakukan, dalam bentuk apa pun dan untuk tujuan apa pun, harus sistematis dikoordinasikan sedemikian rupa agar membentuk citra institusi dakwah politik sebagai kekuatan riil yang benar-benar nyata di lapangan. Aksi-aksi itu harus mampu membangun kesan tentang sebuah institusi yang memiliki kekuatan mobilisasi yang dahsyat, solid, terkendali dan santun. Punya kepedulian kemanusiaan yang nyata, tapi terorganisir, efektif dan efisien. Memiliki kemampuan manuver politik yang jitu tapi penuh perhitungan dan tetap menjaga etika politik. Tentu saja semua memerlukan perencanaan. Dan, pekerjaan itu punya landasan ilmu pengetahuan dan seni yang mapan. Amal Islamilah yang paling berkepentingan untuk memanfaatkannya, untuk mengembangkan cara-cara kerjanya.

0 Response to "Anis Matta : Strategi Pencitraan (bag 2)"

Posting Komentar

PKS GO PKS