PKS GO PKS

Empat Perangkat Perjuangan di Parlemen


Menjadi anggota dewan adalah amanah yang berat. Karenanya kader partai dakwah jangan memperlakukan mereka seperti kisah Bani Israel yang menyuruh Nabi Musa saja yang bertarung menghadapi musuh dalam sebuah benteng. Sedangkan mereka hanya duduk - duduk di luar gerbang menanti hasil perjuangan sang Nabi. Sebaliknya, para anggota legislatif juga mesti menjalankan komunikasi intensif dengan para kader atau konstituen. Betul bahwa ada beban amat berat yang pasti menguras waktu dan tenaga di dalam berkiprah di panggung parlemen, tetapi ini bukan alasan untuk menyapa kader dan konstituen dengan intensitas rendah atau bahkan sama sekali tidak pernah. Jangan seperti perilaku kebanyakan wakil rakyat yang hanya mau merapat menjelang pemilu saja. 

Ada empat hal yang perlu dipersiapkan sejak dini dalam mendukung kelancaran berpolitik 
Pertama, kesiapan dan persiapan anggota parlemen itu sendiri dalam berperan dalam ranah politik. Beberapa hal yang bisa ditekankan antara lain : penguasaan atas tehnik pembuatan undang - undang / peraturan, memahami proses pembuatan anggaran berikut pelbagai modus yang kerap dilakukan para politikus busuk untuk merampok uang negara, publik relation (dengan masyarakat dan media massa) tehnik negoisasi atau lobi, kemampuan menulis dan memastikan bahwa tulisannya itu dimuat oleh kalangan media, kode etik anggota dewan, dsb. 

Pelatihan intensif untuk menguasai hal - hal tersebut mutlak dilakukan secara periodik untuk menghasilkan kinerja anggota dewan yang handal, terlebih pilihan sikap berkonsentrasi pada perjuangan di legislatif itu jelas menuntut kualitas prima anggota dewan. Diberi tekanan pada " secara periodik" lantaran perjuangan di parlemen itu berlangsung tidak singkat ( lima tahun), dan lagi pula bukankah penampilan menawan para anggota legislatif dapat menjadi salah satu faktor pendongkrak suara partai dalam pemilu. Harapannya, dengan pelatihan berkala ( misal per semester), bukan hanya pencerahan didapat namun juga mengingatkan mereka akan tugas dan fungsi selaku anggota dewan dari partai yang berkarakter reformis dan demokratis. 

Kedua, pembentukan tim asistensi anggota parlemen. Tugas keseharian anggota dewan memang sudah menguras waktu, tenaga serta konsentrasi. Untuk itulah, agar mereka tampil prima dalam menjalankan tugasnya, keberadaan tim asistensi menjadi keharusan. Tim ini bertugas memasok data dan analisis atas berbagai isu, mematangkan konsep atau rancangan undang - undang yang hendak diajukan anggota dewan berikut uji kelayakannya, mengkaji implementasi sebuah undang - undang dan lain - lain fungsi yang bertujuan mendukung kiprah mereka. Pada intinya, tiga fungsi elementer parlemen yakni controlling, legislasi dan budgeting dapat didukung oleh tim asistensi ini. 

Ketiga, realisasi dan optimalisasi lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) partai. Urgensi litbang adalah : satu, keberadaan litbang membantu para fungsionaris partai untuk menguasai medan persoalan sosial kemasyarakatan. Dengan kalimat lain, agar mereka tak terjebak dengan kerja yang sekedar mengandalkan modal management by feeling. Dua, konsekuensi pilihan berkonsentrasi di parlemen adalah persiapan serius mutlak diambil para anggota parlemen dalam menggarap fungsi - fungsi elementer parlemen. Suara anggota parlemen sudah semestinya - sesuai dengan karakter dirinya sebagai partai yang reformis dan demokratis -, memiliki nilai lebih. Jadi, misalkan , tidak hanya statement politik menolak LPJ kepala daerah tapi didukung oleh argumentasi yang cerdas melalui kajian yang serius. Pernyataan yang sarat argumentasi sekaligus bernas itu bisa dipasok dari lembaga litbang. Tiga, sebuah partai yang tampil dengan visi "Pelayanan" harus menempatkan level terbawah (front liners) dari struktur partai sebagai basis kekuatan partai sekaligus sebagai basis analisis untuk kemajuan partai di masa depan. Dalam konteks ini, kita bisa memanfaatkan litbang partai untuk menggarap riset Monografi Politik sejak dini. Monografi Politik adalah peta politik berisi antara lain pola preferensi (pilihan) politik warga dengan menjadikan skala geografis tertentu sebagai basis atau unit analisis. Didalamnya, kita juga bisa mengetahui tingkat popularitas anggota parlemen di mata warga. 

Perangkat keempat, partai membutuhkan tim PR (Publik Relation) yang handal yang menjadi jembatan komunikasi intensif kepada konstituen serta masyarakat luas. PR kepada mereka merupakan bagian dari pertanggung jawaban publik partai, dan di sisi lain dengan pengetahuan mereka atas kiprah anggota parlemen sangatlah mungkin didapatkan input sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas anggota parlemen itu sendiri. Jembatan komunikasi yang intensif juga penting untuk dilakukan di antara sesama anggota parlemen, baik di tingkat lokal (DPRD propinsi dan kabupaten/kota) maupun DPR pusat. Dengan sebuah media komunikasi yang dirancang untuk berbagi informasi atau pengalaman itu akan ada banyak manfaat yang bisa diraih. 

Kamarudin Peneliti AKSES Research Indonesia Saksi, 18 Agustus 2004

0 Response to "Empat Perangkat Perjuangan di Parlemen"

Posting Komentar

PKS GO PKS