PKS GO PKS

"Sayang, Sekarang Kamu Jadi Kakak, lho..."

Tak semua anak, apalagi balita, siap menerima kehadiran seorang adik. Mereka menganggap adik baru sebagai saingan dalam mendapatkan perhatian orang-orang di sekelilingnya. Karena itu sang kakak perlu dipersiapkan untuk menyambut kedatangan adik barunya.

Ahmad yang baru genap berusia 2 tahun hampir tiap hari menangis menjerit-jerit sejak adiknya lahir. Padahal selama ini ia sangat manis dan ramah. Ia juga kembali sering mengompol. Malah, terkadang ia minta digendong ibunya yang sebenarnya masih belum pulih benar setelah melahirkan secara caesar.

Tingkah bocah ini akhirnya menyita seluruh perhatian dan energi keluarga. Syukurlah, selang 3 bulan Ahmad kembali jadi anak baik seiring dengan rasa sayang yang mulai timbul kepada adik barunya itu. Bahkan ia seolah tak terpisahkan dengan adik lelakinya itu. Bagaimana orangtua Ahmad bisa melakukan itu?

Persiapkan Sejak Masa Kehamilan
Kehadiran adik baru jelas membawa perubahan buat si kakak. Perhatian kedua orangtua dan anggota keluarga lain yang selama ini tercurah untuk dirinya, kini mau tak mau harus dibaginya dengan si adik. Memang, bayi yang baru lahir pasti mendapat perhatian utama dari setiap anggota keluarga sehingga si kakak merasa tersisihkan.

Bila si kecil tak dipersiapkan dengan baik untuk menyambut kehadiran adik baru, bisa jadi akan timbul rasa cemburu dan kecewa dalam dirinya. Belum lagi bila orangtua kurang bijaksana dalam membagi perhatian dan kasih sayang.

Dra Zahrotun Nihayah, MSi, dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, mengungkapkan, banyak tingkah laku yang ditunjukkan si kakak karena rasa cemburu. Misalnya rewel, lebih sering menangis, ngambek, bahkan sakit.

Kalau rasa kecewanya sudah demikian besar, bisa muncul pula tingkahnya yang menunjukkan regresi, yaitu kembali ke tahap perkembangan sebelumnya, seperti kembali mengompol atau bicaranya tidak lancar seperti bayi yang baru belajar bicara.

Dengan segala kemungkinan ini, maka sudah semestinya si kecil mulai dipersiapkan untuk menyambut kehadiran adik baru dari jauh-jauh hari, yaitu sejak ibu mengandung. “Secara psikologis, mempersiapkan sejak dini itu lebih baik. Jadi saat hamil, kita persiapkan mental si calon kakak untuk menerima kehadiran si adik yang nanti mungkin harus berbagi perhatian maupun kasih sayang,” jelas Zahrotun yang juga menjabat Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan ini.

Untuk menjelaskan arti seorang “adik” bagi si kecil memang tak selalu mudah, apalagi bila usianya belum genap 2 atau 3 tahun. Bila si calon kakak sudah berusia 2 tahun atau lebih, penalarannya sudah berkembang. Dan, dengan bahasa sederhana ia sudah dapat memahami penjelasan orangtuanya tentang adik yang bakal lahir maupun tentang arti berbagi yang akan dialaminya dengan kelahiran si adik.

Paham atau belum paham arti seorang adik, sebaiknya libatkan si kecil selama masa kehamilan ibu. Dalam suasana yang tenang, misalnya saat tidur-tiduran, biarkan si kecil membelai perut ibu. Situasi ini bisa ibu manfaatkan untuk menjelaskan tentang adik yang masih di dalam perut.

Bagus pula untuk melibatkannya saat mencari nama untuk si adik. Bila nama yang diusulkannya diterima, tentu ia senang sekali. Ia pun antusias menyambut kelahiran adiknya. Mengikutsertakan si kecil saat memilih perlengkapan bayi juga bisa dilakukan agar ia merasa memiliki peran dengan kelahiran adiknya.

Bila suatu ketika, karena kekurangpahaman si kecil akan bahaya, ia memukul, menyeruduk, atau menginjak perut ibu—misalnya saat bercanda atau marah—jangan langsung memarahi atau mencubitnya dengan alasan ada adik di perut ibu. Alasan itu mau tak mau akan menimbulkan kebencian terhadap adiknya sebab si kecil berpikir karena adiknyalah ia dimarahi. Masih di perut saja si adik sudah menjadi sasaran kebencian, bagaimana bila sudah lahir nanti? Sebaiknya, dengan hati-hati jelaskan pada si kecil akan bahayanya dan katakan pula tindakannya itu membuat ibu kesakitan.

“Yang terpenting adalah penanaman pada diri si calon kakak bahwa ia tak akan dirugikan dengan kehadiran adik ini. Terus tanamkan sisi positif dengan lahirnya adik nanti. Misalnya kalau adik lahir, si kakak tidak sendirian mainnya, ia akan punya teman bermain,” terang Zahrotun. Tak hanya ibu, ayah pun diharapkan dapat memberi penjelasan yang positif dan menentramkan tentang kehadiran adik baru.


Perhatian Sama Besar
Ketika akhirnya sang adik lahir, meskipun si kakak sudah dipersiapkan menyambut kehadirannya, rasa cemburu mungkin saja timbul. Karena itu, dibutuhkan pengertian orangtua dan orang-orang di sekitarnya pada perasaan si kakak. Terus tunjukkan bahwa kehadiran si adik, betapapun lucunya dia, tak akan memengaruhi perhatian mereka pada si kakak.

“Setelah persalinan, ajak si kakak melihat adik bayi. Lihat ekspresinya, apakah dia tersenyum senang atau menarik diri. Lalu, apa pun reaksinya, ajak dia menemui ibunya. Ibu pun jangan terlalu menunjukkan kepayahannya, tetap cium dan peluk anak. Tunjukkan kalau si kakak sama berartinya dengan adik. Jadi kehadiran adik tidak akan menyaingi dia,” papar ibu dua putra ini. Bila sebaliknya, si kakak dihalangi untuk mendekati ibunya karena alasan masih sakit, ia bisa berpikir adiklah yang menyebabkan ibu sakit.

Persalinan jelas menguras energi ibu, baik fisik maupun psikis. Bayi yang baru lahir pun membutuhkan perhatian ekstra, belum lagi ada si kakak yang juga tak boleh kurang perhatian dan kasih sayang. Dalam kondisi seperti ini, peran ayah dan anggota keluarga lainnya amat diperlukan untuk ikut memperhatikan si kakak. Misalnya, dengan menggantikan peran ibu yang selama ini menjadi teman bermain si kakak atau mengurus keperluan lainnya.

Saat tidur, bila memungkinkan, tempatkan kakak dan adik bersama-sama, saran Zahrotun. Ibu di tengah, sementara kakak dan adik di sebelah kanan dan kiri ibu. Jadi si kakak tidak merasa dibedakan dengan adik yang selalu tidur bersama ibu sejak dilahirkan.

Bila pada pekan-pekan pertama si kakak masih tampak kaget dan kurang suka dengan kehadiran si adik, ini wajar saja. Sebab, dia perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Tugas orangtua dan anggota keluarga lainlah membantunya melewati masa-masa itu agar kemudian ia bisa menerima dan kemudian menyayangi adik barunya.

[http://ummi-online.com]

0 Response to ""Sayang, Sekarang Kamu Jadi Kakak, lho...""

Posting Komentar

PKS GO PKS