Wonderful Family : Menjadi Keluarga Bahagia
Semua orang menghendaki keluarga yang
bahagia. Namun kadang tidak mengetahui bagaimana mendatangkan
kebahagiaan di dalam rumah tangga, bahkan banyak yang salah dalam
memahami makna kebahagiaan. Sebagian orang mengira bahagia itu hanya
terkait dengan urusan materi semata-mata, sehingga mereka berusaha
sekuat tenaga menghadirkan materi sebanyak mungkin untuk membahagiakan
keluarga.
Padahal, bahagia itu bukan hanya persoalan
material. Kebahagiaan didapatkan dari kondisi spiritual yang kuat,
dilengkapi dengan kecukupan material. Bukan hanya itu, namun kebahagiaan
harus diraih dengan relasi timbal balik yang positif, antara suami
dengan isteri, antara orang tua dengan anak, antara anggota keluarga
yang satu dengan lainnya, serta interaksi positif dengan tetangga dan
masyarakat sekitarnya.
Untuk melengkapi kebahagiaan dalam rumah tangga, paling tidak diperlukan enam langkah penguat sebagai berikut:
1. Visi yang Kuat
Visi adalah pernyataan luhur atas cita-cita
yang ingin dicapai dalam kehidupan berumah tangga. Pada awalnya,
masing-masing pihak sebelum menikah memiliki visi tersendiri mengenai
keluarga. Namun setelah menikah, harus melebur menjadi satu visi
bersama. Setiap keluarga harus mensepakati visi untuk menjadi panduan
dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Langkah pertama, keluarga harus merumuskan
visi bersama. “Hendak dibawa kemana keluarga kita?” itulah pertanyaan
tentang visi. Suami, isteri dan anak-anak harus memiliki kesamaan visi
keluarga, sehingga mereka bisa berjalan bersama menuju tercapainya visi
yang ditetapkan. Visi yang kuat akan mengarahkan bahtera keluarga menuju
pulau harapan. Visi yang kuat akan menjaga keluarga untuk selalu “on
the track”, tidak menyimpang dari cita-cita.
2. Pembagian Peran Berkeadilan
Langkah kedua, suami dan isteri harus
memiliki pembagian peran yang berkeadilan. Relasi suami dan isteri
bukanlah majikan dengan bawahan, bukan bos dengan karyawan, namun relasi
hati, perasaan, jiwa dan pikiran. Relasi sebagai mitra, sebagai
sahabat, sebagai penguat, sebagai pelindung, yang saling melengkapi,
saling membantu, saling memahami, saling menjaga, saling melengkapi satu
dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, suami dan isteri harus
berbagi peran agar semua bisa tertunaikan dengan optimal. Amanah di
dalam rumah bisa diselesaikan dengan sempurna, demikian pula amanah di
luar rumah dapat ditunaikan dengan optimal. Tidak boleh ada satu pihak,
suami atau isteri, yang terzalimi karena semua peran dan semua beban
menumpuk pada dirinya. Ia menjadi superbody yang harus melakukan
semuanya sendirian, sementara pasangannya hanya bersantai dan
bermalasan, atau hanya bersenang-senang dan jalan-jalan.
3. Komunikasi Efektif
Langkah ketiga adalah komunikasi efektif.
Banyak problem dalam kehidupan rumah tangga yang bermula dari kegagalan
berkomunikasi. Suami tidak bisa bicara dengan isteri secara nyaman,
demikian pula sebaliknya. Akhirnya mereka menyimpan persoalan diam-diam
dan suatu saat meledak menjadi petaka yang bisa merusak keharmonisan
keluarga.
Corak komunikasi bisa dipengaruhi oleh
sudut pandang “laki-laki dan perempuan”. Ada karakter yang tidak sama
antara rata-rata lelaki dan perempuan dalam berkomunikasi dan
mengungkapkan pendapat. Apabila senjang komunikasi telah dirasakan dan
tidak ada upaya penyelesaian yang kongkret, akan bisa berkepanjangan
menjadi problem yang lebih sulit terpecahkan. Rumah tangga tak ubahnya
neraka bagi para penghuninya, dan tak memberikan kontribusi kebaikan
bagi semua, hanya karena gagal komunikasi.
4. Mengelola Konflik
Langkah keempat adalah mengelola konflik.
Konflik adalah bumbu-bumbu kehidupan rumah tangga. Demikianlah ungkapan
banyak kalangan masyarakat. Konflik itu sesuatu yang tidak bisa
dihindari. Yang bisa dilakukan adalah mengelola konflik dengan tepat
sehingga tidak menimbulkan efek negatif atau dampak yang merusak.
Demikian pula dalam kehidupan rumah tangga.
Milikilah kesepakatan dengan pasangan,
bagaimana langkah keluar dari konflik. Ini prinsip “sedia payung
sebelum hujan”. Kesepakatan antara suami dan isteri ini sangat penting
dibuat di saat suasana nyaman dan tidak ada konflik. Buat “road map”
atau “plan” bagaimana langkah untuk keluar dari konflik. Setiap pasangan
akan memiliki karakter yang berbeda dalam pembuatan langkah ini.
5. Mendidik Generasi
Langkah kelima adalah mendidik
generasi. Hal yang sangat penting dan fundamental dalam kehidupan
berumah tangga adalah kemampuan mendidik generasi. Betapa banyak orang
tua yang sedih dan merana karena menyaksikan anak-anak mereka yang
tumbuh menjadi nakal dan jahat. Anak-anak yang tidak mengetahui balas
budi, bahkan lebih banyak memalukan nama baik keluarga. Akhirnya orang
tua tercoreng nama baiknya, dan menjadikan mereka menanggung beban malu
di tengah masyarakat.
Ini menunjukkan kabahagiaan tidak
akan sempurna apabila tidak disertai dengan kemampuan mendidik anak
menjadi salih dan salihah. Dalam hal apakah anak dibiasakan dari kecil
dalam rumah tangga, akan sangat menentukan kehidupannya di masa depan.
Oleh karena itu, pendidikan nilai harus dimulai dan bertumpu di dalam
rumah tangga. Orang tua tidak boleh menitipkan semua proses pendidikan
ke lembaga-lembaga pendidikan begitu saja dan merasa telah lepas
tanggung jawab.
6. Interaksi Sosial
Langkah keenam adalah memiliki
peran dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Kita tidak bisa hidup
sendiri, dan tidak akan bisa bahagia tanpa orang lain. Di antara faktor
yang mendukung terciptanya kebahagiaan adalah apabila memiliki interaksi
sosial yang positif di tengah masyarakat. Dengan cara ini, kita akan
menjadi orang yang memiliki makna di tengah kehidupan masyarakat, dan
bisa menyalurkan berbagai potensi positif yang kita miliki.
Sebagus apapun kondisi rumah tangga
anda, akan bisa hilang apabila anda dimusuhi atau dibenci oleh semua
tetangga. Oleh karena itu, diperlukan interaksi sosial yang positif yang
membuat keluarga anda diterima di lingkungan tetangga dan dalam
pergaulan kemasyarakatan.
Selamat menikmati kebahagiaan dalam rumah tangga. Salam Kompasiana.
[http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/09/wonderful-family-menjadi-keluarga-bahagia/]
0 Response to "Wonderful Family : Menjadi Keluarga Bahagia"
Posting Komentar